I was an Insecure Kid

Ini pengalaman insecurity ku saat aku masih kecil. Yang aku rasakan paling dominan adalah saat aku masih SD yang masih kurang pengetahuan hidup, ga nonton TV yang isinya lebih beragam selain TVRI dan TPI, serta koran nasional seperti Kompas ga dipasarin sampai daerah rumahku. Aku sering kena bully, dan aku ga tau cara membela diri, dan ga ingat ada yang membela apa engga. Tapi aku sekarang ga dendam kok, Aku santai aja. Namanya juga an innocent kid. Hehe


Nih, dua hal pertama yang membuat aku jadi insecure kala itu.😬

1. Aku dulu hitam, sekarang juga. LOL

Dulu jamannya aku kecil, aku cuma mengenal dua kosa kata untuk mendeskripsikan warna kulit. Yang pertama yaitu golongan cantik, yaitu kulit putih, yang kedua golongan orang ga cantik yaitu kulit hitam. Dulu aku ga kenal tuh namanya kulit sawo matang; yang aku refer sebagai kulit hitam waktu aku masih kecil, kuning langsat, kulit putih pinkish a la baby Taylor Swift dan kulit gelap seperti Kanye West (whoopss,, aku ga maksud rasis ya guys, hanya memberikan contoh diwaliki oleh tokoh publik agar memperjelas penjelasanku)

Dan peran media khususnya TV dan iklan produk kecantikan memberikan stigma terhadap masyarakat tempat aku kecil dulu bahwa golongan cantik itu kalo kulitnya putih bersih dan bersinar. Dan dulu yang sering di lihat adalah Agnes Monica, Bella Saphira dan Diana Pungky. Wewewewww.. mereka memang tipe-tipe dengan kulit cerah bersinar.  My  exotic skin color was like nothing to compare to theirs. Di tempatku juga ga ada yang seputih/secerah kulit artis-artis yang aku sebutin, tapi setidaknya yang kulitnya terang kuning langsat yang dianggap putih lah yang dianggap cantik dan menarik. Dan mereka lah yang sering mendapat pujian, perhatian dan bahkan kesempatan dalam berkompetisi karena dianggap lebih good looking. 😭

Orang tuaku semuanya berkulit sawo matang, jadi ga mungkin kalo anaknya ada yang kulit putih (kuning langsat dalam kasus ini). Dan, aku juga kebagian jatah turunan berkulit sawo matang. Hahahahaha.

Aku bermain bersama teman-teman sekitar rumahku yang juga teman satu sekolah SD ku. Kami janjian main bareng setelah kelas atau pas hari Minggu. Aku main sama cewe-cewe. Dan entah kenapa, terkadang ada suatu percakapan dan permainan dimana kami semua membuat lingkaran kemudian kami mengulurkan punggung tangan kami ke tengah-tengah lingkaran. Dan di sana, nanti akan diurutkan siapa yang paling beruntung di dunia ini (dalam pertemanan ini) berdasarkan kulit siapa yang paling cerah. Setelah dipilih yang paling cerah kemudian turun hingga ke tone yang lebih gelap, dan jika ada 5 orang, maka aku lah yang kulitnya paling gelap dan coklat. Jika da 10 orang, maka tetaplah aku yang kulitnya paling gelap. Hahahaha. Nasib banget ya. Trus aku dibully bully manja, dianggap tidak cantik dan tidak menarik. Dan aku saat itu pun aku perpikir demikian. Dangkal ya, namanya juga anak-anak.  πŸ˜πŸ‘§πŸ˜†πŸ˜€πŸ˜€

Dan aku mengalami krisis percaya diri maaaaaakkk. Huhuhuu.

Kayak gini nih guys permainannya, tetapi punggung tangan kami bentangkan sampai jari. Ini foto waktu sehabis lari Taiwan Run 2017. Tebak ya tanganku yang mana dan tangan berbulu itu punya siapa. Hehehe.






Itu dulu ya, sekarang warna kulitku masih sama. Perbedaannya hanya sekarang tidak terbakar oleh matahari saja, hanya kering karena paparan air conditioner di kantor.  Akupun ga pingin mengubah warnanya agar lebih cerah dengan suntik vit C atau sejenisnya, juga ga pakai produk pemutih kulit. Aku  pakainya ya produk perawatan saja. Setelah menjadi orang besar, eh, maksudnya setelah sudah besar  serta pergaulannya lebih luas dengan berbagai macam perbedaandan sudah bisa nalar sendiri bahwa faktor penunjang kepercayaan diriku sudah bergeser dari apa yang aku pahami waktu kecil, sekarang  mah aku sudah percaya diri sama warna kulit sendiri, I embrace it, cantik kok (memuji diri sendiri) malah ga minder sama sekali. 😍




2. Aku anak miskin

Temen-temenku rumahnya banyak bagus-bagus, rumah orang tuaku  biasa aja padahal ya tetap punya rumah dan sebagai rumah orang Jawa, rumah ortuku cukup besar, temen-temenku uang jajannya banyak sampai sore pun masih lebih, aku uang jajan seadanya banget; padahal ya ada buat jajan, temen-temenku bajunya bagus-bagus, baju-bajuku biasa aja; padahal ya ngiri doang, haha. 😝.

Hahahaha, duh namanya juga anak kecil ya, belum tau hidup itu kayak gimana pun cara bersyukur.

Walaupun ada juga teman yang lebih kurang beruntung secara materi dari aku, di kampungku dulu (mungkin juga sekarang), kebahagiaan dan derajat seseorang di masyarakat masih dipandang jika orang tersebut kaya/mampu atau tidak.

Yang namanya anak kecil, tumbuh remaja, pasti ingin pengakuan dari teman-temannya, ingin tidak dibeda-bedakan oleh teman-temannya. Walaupun nyatanya dulu, anak yang bajunya lebih keren dan orang  tuanya lebih berada lah yang dianggap lebih keren dan anak tersebut mendapatkan perlakuan yang lebih baik di masyarakat.

Aku beneran waktu kecil dan remaja mengalami krisis percaya diri. Aku dulu hanya anak nomor seratus sekian di masyarakat. πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

Kalau sekarang, aku anak nomor satu, dihatikyuuu...eeeaaaaaa #alay. BIARIN. πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

Sekarang ya masih banyak bertemu dengan orang-orang yang jika bertemu pertama kali bertanya-tanya asal usul kita dan tatapan serta analisa amatiran yang mengarah kepada seberapa mapan diri kita sebagai pribadi mandiri yang tidak lagi bergantung kepada orang tua kita, dan kemudian menentukan perlakuan dan opini  apa yang akan diberikan kepada kita. 
Kalau aku mah ikut kata bestie aku yang sudah go internasyioneil that is Taylor Swift : SHAKE IT OFF aja... πŸ‘§ πŸ˜„

Source : Here

Lebih dari itu aku masih banyak bertemu dengan orang-orang yang yang tidak terlalu peduli seberapa kaya orang lain dan lebih menghargai perbedaan serta lebih memikirkan hal seru atau karya apa yang bisa dikerjakan bersama daripada terfokus kepada seseorang itu uangnya banyak apa tidak. Dan lingkungan seperti ini lah yang membantu banyak orang untuk mengikis insecurity mereka.



Nah itu dulu ya dari aku biar postingnya ga kepanjangan. To conclude, membanding-bandingkan sesuatu agar kita ga insecure itu g ada habisnya dan hanya akan menghabiskan energi kita, kita tidak berasal dari garis start yang sama. Well the best way is to accept the way we are and embrace it, if we could work to give ourself more values of life, then just do it.

Terima kasih, ya sudah baca. Lope Lope πŸ’—


Comments

  1. luar biasa sekali mamah dedeh!
    tetap semangat kak, hidup lebih berwarna karna perbedaan *aseek*

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasyi, Lisa. Ditunggu tulisannya Lisa. #balasanversipendek

      makasyi, Lisa. Gitu doang ? Saran dan kritiknya mana ? :) :P #balasanversingeselin

      Delete
  2. banyak yang krisis percaya diri saat kecil, tapi bisa berhasil saat dewasa karena mereka berjuang sekuat tenaga (imho sih)
    anyway, tulisan kak dwi sekarang lebih mengungkap 'sosok' kak dwi yang sesungguhnya ya, yang jarang diceritain ke orang lain, sukaaa dan bisa jadi motivasi!
    tetap semangat kak, hidup lebih berwarna karna perbedaan *aseek*

    PS : ada sedikit kurang huruf di beberapa bagian (walau ga mengurangi makna tulisannya), mungkin bisa ditambahkan? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Typo is ma middle neimmm hahaa.

      aku kasih Lisa ketjupppp..... :* :* :*

      Delete
  3. KereeenπŸ˜πŸ’ž. Bentar lagi ka dwi ngomong "kritikannya thyaa" hehe.

    Cuma ada diparagraf pertama kalimat kedua penempatan 'yang' agak bikin bingung pas baca pertama kali. Sama kurang spasi 'perbedaandan'. Udah itu aja.

    Biarpun dulu kamu 'insecure kid' dan d bully, tpi skrg kmu menginspirasi dan disukai banyak orang😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. thank you Thya for spotting mistakes hihihi,,, we and us should keep inspiring,,, <3

      Delete
  4. Love it kak dwi! 😍 sukaaa. Btw we're in the same number... which is number 1 πŸ˜… sampe sekarang aku di kampus paling sawo mateng teng teng teng. What a nice blog! Keep on sharing and inspiring kak dwi ❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaahh,,,, tapi temen-temen kampus kamu pasti setuju sama pendapatku kalo Sena itu sawo mateng manis ala gula jawa yang ga bakal bikin diabetes walo dilihat sering-sering.... ❤❤❤❤ /love/

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mie Ongklok Ter-enak Se Wonosobo

Dwi's Story : Carelessness & Focus

Lebaran Di Tengah Pandemi