Dwi's Story : Carelessness & Focus



Pernah lupa naruh barang dimana dan berakhir dengan berdiri di tengah ruangan 15 menit berusaha mikir dimana terakhir kali naruh barang tersebut? Which notabene-nya baru setengah jam yang lalu di simpan.

Aku ? Pernah lah.



Sometime I have problem calling my memory where exactly I dropped my stuffs. It is even worse when I have a lot of things to think, when I am in hurry and when I am too tired to concentrate.

Those what currently happen to me.
Tiap hari otakku rungsing mikirin list to do, semua kudu serba cepat kilat tepat dan badan rasa nya butuh longer sleep than I recently have dan exercise. But I don’t have them enough

Ku lalu dilabeli cewe paling sibuk se kosan. 

Badan lelah dan kurang ion tubuh tentu jadi bagian penyebab kurang FOKUS. 

Minum aja you sii wan tausen atau pokari suwet. Iklan.

Ku sih berusaha banyak-banyak makan sayur tp olahraganya lagi kurang banget. Huhu.


Balik lagi, walaupun kita sudah ratusan kali melakukan gerakan yang sama buat menyimpan barang tersebut menggunakan otak bawah sadar kita, kita berfikir kita telah menyimpannya di tempat yang bakal mudah kita temukan, but it ends up nowhere to be found

Mau secapek apapun, mau serungsing apapun otak, mau se-gabrak-gabruk apapun, HARUSNYA OTAK TETAP BISA POKUS.

Jangan kasih kendor. Hesteg Dian Sastro Wardoyo. Hesteg pertemanan sehat.

                      "To master focusing, we can train ourselves. Don’t excuse your weaknesses,"
                       (quote hasil mikir sendiri)

Karena kecerobohan lebih banyak bawa kepanikan dan kerugian buat diri sendiri really. Coba seandainya lebih hati-hati, we could save more money, time and energy

Sometimes we caused a lost or we got an (expensive) lesson to learn to be more careful and focus. Njir, serius bangettt…. 

Kayaknya memang perlu lari lari cantik 18 KM sama mbak Dian dech biar badan kuat, sirkulasi darah lancar ke otak, dan no more lack of focus moment.



Saat aku lagi rungsing kayak gini, aku suka bermasalah sama benda yang namanya KUNCI. Benda kecil tapi penting. 

Kunci kamar, kunci laci kantor, kunci motors KADANG ga ditemukan saat dibutuhkan. Aku sudah noticed dari beberapa tahun lalu kalo aku kategori teledor sama yang namanya kunci. Then I tried to be more careful. Dan itu butuh proses bertahun2. Kadang aman, kadang ada aja kecolongan ga langsung ketemu, alasannya adalah karena pas lagi ga POKES.


Dan kemarin aku kejadian dong sama kunci motor. 

As I said earlier, aku lagi banyak pikiran dan tambah mikir karena kemarin I got an extended duty at TMII. Kalo orang kerja cuma sampai jam 5 sore, kemarin aku kerja sampai jam 11 malam. Yeeahhh, Jakarta’s life. Ku langsung nambah setres. 

Dan sebenernya pingin colongan nulis kemarin waktu di lokasi acara directly after the moment happened tetapi apa daya, ternyata padat bok kerjaan di lokasi. 

Ceritanya, dari kantor aku mampir ke kos buat taruh tas dan ganti batik. Pas mau berangkat ke lokasi dari kosan, aku dah pakai jaket dan aku mutar-muter nyari kunci motor. Aku yakin banget motor dah aku kunci  stang dan kunci cakram dan kunci dah aku bawa. Aku parkir di depan kosan karena niat Cuma sebentar. Heeee…

Biasanya aku masukin kantong jaket kalo merasa kunci bakal dipakai dalam waktu dekat lagi atau aku sangkutin di kaitan kunci di tas punggung kalo ga bakal kemana-mana lagi, jadi ga pake ketinggalan atau ilang. Sudah serba otomatis.

Saat aku nyari kunci tadi itu aku cuma berjarak 30 menitan dari terkahir aku pegang kunci. Dan I could not remember where it was. My damn short memory that time was unreliable

Aku sempat panik pas nyari-nyari di kamar. Apakah ketingalan di motor? Kalo iya, gimana klo ada orang lihat trus motornya di bawa kabur. Hwaaaaaaaaa. Dari kamar ke motor butuh waktu 30 detikan-60 detik buat bisa melihat motor masih ada apa engga. Dan buat yang niat ambil motor durasi segitu pun sudah cukup buat bawa kabur. Apalagi kalo yang bawa tangkas. 

Aku buru-buru turun ke tempat aku parkir. Thanks God motor masih di lokasi yang sama dan kunci ga ngegantung di motor. Jadi kemungkinannya adalah kunci aku taruh di sekitaran kamar. Ku balik lagi ke kamar. 

Ku tarik nafas pelan-pelan buat menenangkan otak dan detak jantung yang tadi sempat deg-degan kali kali 16 juta ku lenyap. Aku diam beberapa saat. Segala-gala dah aku obrak-abrik tapi tetap ga ketemu. 


Lalu aku diam lagi. Relax, Dwi, calm yourself. My Michele Obama side told me

Hufff. Okay.

Kemudian aku mampu mikir. JAKET !!Seru ku di otak!

Ternyata jaket yang saat itu aku pakai saat mau berangkat BUKAN jaket yang sama saat aku datang tadi. Aku langsung cek jaket lain. Dan yeyyy,,, Alhamdulilaaah kuncinya adaaaaaaaaaa… sujud syukurrr.


Thanks God.

Segitunya  doang bisa sampai lupa sih.....

Hasil dari kecerobohan ini aku jadi datang telat dari yang aku jadwalkan walau tidak telat, pas aku di jalan boss aku dah rangring rangring nanya kabar. Hahaha. 

Hal lain adalah aku merutuki diri aku sendiri tentang ketidakfokusanku karena dalih kesibukan. Aku harus belajar buat lebih kalem, tenang, hati-hati terutama yang menyangkut keselamatan diri dan harta benda. Ya bukannya cinta harta benda, tapi siapa mau rugi terus kalo ceroboh ?

Kunci motor sendiri dah pernah ketinggalan beberapa kali di mall, di kampus dan di kantor. Lagi-lagi masih bersyukur motornya ga ilang. Dulu memang aku sadar aku kurang hati-hati. 

Setalah itu, aku bikin sistem atau urutan what to do pas ngunci motor. Teratur seteratur gerakan pramuka. Sampai saking teraturnya aku ngunci motorku, aku gemash kalo lihat orang lain pas lagi pegang motorku dan pas nguncinya makan waktu lebih lama. Hahhaha iya lah kan bukan pegangannya, maksudnya, sekalipun orang lain tersebut sudah sering dan terbiasa, tetapi kita bukan kendarannya sendir pasti akan kagok.

Sebelum meninggalkan kendaraan, aku cek keliling kendaranku dan aku pastikan kunci motor sudah ada di tas, bukan jaket. Menyimpan kunci di kantong jaket rentan jatuh dan hilang. Cek dan cek. Aku usahakan kunci ga free fall saat aku simpan dalam tas. 

Saat aku mau meninggalkan motor, aku usahain juga ga buat buru-buru, walaupun sudah telat misalnya. Biarlah aku nambah telat 5 menit tapi aku bisa taking care my stuffs consciously.
Aku juga bahagia karena tas punggung harianku ada kaitan khusus kunci. Dan aku usahakan untuk selalu menggantungkan kunci motor di situ agar lebih mudah ditemukan. Thanks for the design, Consina.




Ini juga berlaku buat kunci-kunciku yang lain. Aku berusaha menyimpan dengan benar dan harus jadi default. Jangan sampai ada adegan bobol gembok gara-gara kuncinya ga ketemu. 


Pastinya, pastikan untuk tetap ricek mericek segala sesuatu. Jangan cukup sekali. Dua kali. Tiga kali  kalo perlu sampai sudah tertanam di otak kalo kunci sudah aman.

Tentang cek dan ricek, aku inget sebuah insta story teman. Namanya Aldila Gunawan, he works as a manager at CIMB Niaga Sudirman (title nya sampai kartu namanya ga muat buat mencantumkan, 🙈 lihat aja kotak kartu nama di bawah monitor dia). I met him at BritZone. Suatu hari dia instastory meja kerjanya dan memperlihatkan beberapa obat sakit kepala dekstopnya dia.

Maksudnya, mungkin dekstopnya pusing, jadi dia tempelin beberapa sticky notes as reminders. Heheee… Dwi garing.






Nge-DM IG Aldila dan request minta dikirimin foto desktopnya. Hahahahhaa... Thanks bro.


Image yang aku lihat, saking pentingnya kerjaan dia, saking dia mau perfect dan harus hati-hati, dia cek kerjaannya sampai tiga kali. Bagi dia mungkin tiga kali sudah cukup, karena dia mungkin sudah kategori yang teliti. Setidaknya ada usaha untuk perform very well di kerjaan, dan pastinya terbawa dalam kehidupan luar kerjaan, di cek ulang dan ulang dan ulang sampai beneran percaya diri. TIGA KALI!

Maka niscaya drama hidup kita bisa berkurang.


That simple thing has inspired me to my bone to do the same. Aku berusaha improve my weaknesses, pelan-pelan dan g ceroboh. Cek. Cek. Dan cek.

See, you would never know a simple thing you do can inspire others. Keep doing good, then, world still needs more inspiration. (muleii sok quote bijakan)

Ga perlu malu kalo punya kelemahan. Toh kita juga kita datang dengan satu set kelebihan juga. Yang perlu malu itu, kalo kita tau bahwa kelemahan itu bisa merugikan diri sendiri atau lebih-lebih orang lain, dan kita ga mau berusaha memperbaiki. To improve it, it does take time, and it worths your time.


Moga – moga kedepannya aku dan kita semua tetep bisa fokus walau hari-hari padat. Dan kalau sudah lelah, jangan lupa untuk break. Taking a break is also an essential part of productivity.



Thank you for reading. See yaaa. 💟


Comments

  1. Dari postingan ini aku jadi tau kalau ka Dwi ternyata pelupa juga yaa😆 *tosss.hehe. Aku juga sering bawa note atau bikin reminder d hp.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss. ahahahaha. more responsibility,the more things to think and remember, the more we forget. lol

      Delete
  2. Dari postingan ini aku jadi tau kalau ka Dwi ternyata pelupa juga yaa😆 *tosss.hehe. Aku juga sering bawa note atau bikin reminder d hp.

    ReplyDelete
  3. hi wii... nice story, aihhh jadi ingat kalau "pelupa" itu seneng bgt nyerang org2 ya... hahaha... kalau aku sering ribet nyari ikat rambut, tiap hari ilang2an (yahh ujung2nya juga ketemu sih suatu saat), maklum rambut indomi kayak aku gaboleh jauh2 dari ikat rambut :) dan biasanya aku suka nyatet dinote untuk pengingat apapun

    ReplyDelete
    Replies
    1. haii cewe rambut indomie... (aku pikir kamu cewe rambut mie cap ayam 2 telor lol haha). suatu ketidaksombongan untuk mendapatkan bantuan dari diri sendiri : catatan.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mie Ongklok Ter-enak Se Wonosobo

Lebaran Di Tengah Pandemi